Pages

Labels

Jumat, 28 September 2012

Tak terpikirkan ? . . . . .

Mungkin ini cuma sekedar rangkaian kata yang tidak berarti, tapi bagiku ini adalah sebuah curahan hatiku yang dapat kucurahkan ketika aku sedang merenungkan sesuatu dan sesuatu yang kurenungkan itu mungkin tak akan pernah terjadi dalam hidupku. Ketika kurenungkan siapa sebenarnya diriku, satu pertanyaan yang pertama kali muncul dibenakku, iya . . . . . siapa sebenarnya diriku ini, mengapa sampai diriku seperti ini, untuk apa aku seperti ini, bagaimana bisa aku menjadi seperti ini, aura apa yang kupancarkan dari raga yang lemah ini sehingga insan disekitarku seola asing, aneh, ketika melihatku. Mungkin aku buruk dari segala keburukan dan dari yang terburuk.
Namun apa gunanya aku merenungkan hal seperti itu, toh hidupku bukan hanya untuk sesuatu yang hanya akan memperkeruh suasana hati dan suasana dikehidupan nyata. Karena bagiku tingkah, perilaku, sikap, dan tindakan kita hanya dipengaruhi suasana hati dan suasana kehidupan disekitar kita. Jadi yang terpenting bagiku kini cuma bagaimana aku bisa menempatkan diriku di suatu tempat sehingga suasana di tempat itu akan memberikan suasana yang dapat mengantar aku ke suatu keadaan, tempat, komunitas, dan kelompok yang pantas bagiku.
Aku sendiri sebenarnya tak mengerti apa yang kutulis tadi. Ah . . itu bukan apa-apa, cuma bualan yang terbesit dalam benak lalu kugoreskan ke lembaran putih ini. Kamu pun mungkin juga akan bilang, “Ah apaan sih ini”, kamu juga akan bilang, “Mending nganggur, enak sambil tiduran dari pada harus nulis yang gak ada artinya, gak berarti, gak memberikan efek apa-apa, gak ada gunanya, buat apa ?”, dan sebagainya.
Hidup hanya sekali, manfaatin sisa hidup kamu yang gak jelas tinggal berapa lama lagi ini. Dari pada penyesalan akan mendatangimu dan disaat itu kamu tak bisa apa-apa. Pesen dariku jangan mudah terbawa suasana. Dunia yang fana ini memberikan . . . . e . . bukan memberikan namun memiliki banyak suasana yang bisa menghanyutkan penghuninya kemanapun dunia itu mau dan bisa menghanyutkan ke suatu ujung yang memang dicatakan penghuni yang ada di dunia yang penuh kefanaan ini.
Ingat, tak ada waktu yang terulang, dan tak akan pernah ada moment berkesan terulang “persis” seperti moment pertama. Itu bagiku, mungkin bagi kamu, “Ah siapa bilang”, “Bisa aja”.

0 komentar:

Posting Komentar